Tugas Jurnalistik - Teknik Wawancara Jurnalistik
Wawancara adalah tanya
jawab untuk memperoleh informasi atau keterangan akan suatu hal. Dan wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung antara pewawancara
dengan narasumber.Sebagai sebuah data, informasi yang diperoleh dari hasil
wawancara harus diubah menjadi laporan tertulis.Laporan tertulis hasil
wawancara berupa laporan tulisan jurnalistik (berita) atau data dalam bentuk
ringkasan.
http://tipswawancarakerja.com/wp-content/uploads/2011/10/test-wawancara-kerja.gif
Dalam wawancara, wartawan bertanya kepada
narasumber, (saksi, pengamat, pihak berwenang, dan sebagainya) untuk menggali
atau mengumpulkan informasi, keterangan, fakta, atau data tentang sebuah
peristiwa atau masalah. Dan hasil wawancara disusun dalam
bentuk karya jurnalistik
–berita, feature, atau artikel opini.
A. Model Wawancara
Model wawancara ada dua macam di
antaranya :
a. Wawancara langsung –bertatap muka (face to face) langsung dengan narasumber.
b. Wawancara tidak langsung –misalnya melalui
telefon, chating, dan email (wawancara tertulis).
B. Jenis-Jenis Wawancarz
Dalam literatur jurnalistik dikenal
banyak jenis wawancara, antara lain:
a. Wawancara berita (news-peg interview),
yaitu wawancara yang dilakukan untuk memperoleh keterangan, konfirmasi, atau
pandangan intervieweetentang suatu masalah atau peristiwa.
b. Wawancara pribadi (personal interview),
yaitu wawancara untuk memperoleh data tentang diri-pribadi dan pemikiran
narasumber –disebut juga wawancara biografi.
c. Wawancara eksklusif (exclusive
interview), yaitu wawancara yang dilakukan secara khusus –tidak bersama
wartawan dari media lain.
d. Wawancara sambil lalu (casual
interview), yaitu wawancara “secara kebetulan”, tidak ada perjanjian dulu
dengan narasumber, misalnya
mewawacarai seorang pejabat sebelum, setelah, atau di tengah berlangsungnya
sebuah acara.
e. Wawancara jalanan (man-in-the street
interview) –disebut
pula “wawancara on the spot”– yaitu wawancara di tempat kejadian dengan
berbagai narasumber, misalnya di lokasi kebakaran.
f. Wawancara tertulis –dilakukan via email
atau bentuk komunikasi tertulis lainnya.
g. Wawancara “cegat pintu” (door
stop interview), yaitu wawancara dengan cara “mencegat” narasumber di
sebuah tempat, misal tersangka korupsi yang baru keluar dari ruang interogasi
KPK.
C. Teknik-Teknik Wawancara
Para praktisi
jurnalisme (wartawan) umumnya sependapat, tidak ada kiat mutlak wawancara
jurnalistik. Setiap wartawan emiliki trik atau cara tersendiri guna
menemui dan memancing narasumber untuk berbicara. Namun demikian, secara umum teknik wawancara meliputi tiga
tahap, yaitu:
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pasca wawancara
D. Tahap Persiapan Wawancara
1) Menentukan topik atau masalah
2) Memahami masalah yang ditanyakan – wawancara yang baik tidak
berangkat dengan kepala kosong.
3) Menyiapkan pertanyaan
4) . Menentukan narasumber
5) Membuat janji –menghubungi narasumber atau
“mengintai” narasumber agar bisa ditemui.
E. Pelaksanaan Wawancara
1. Datang tepat waktu –jika ada kesepakatan
dengan narasumber.
2. Perhatikan penampilan –sopan, rapi, atau
sesuaikan dengan suasana.
3. Kenalkan diri –jika perlu tunjukkan
ID/Press Card.
4. Kemukakan maksud kedatangan –sekadar
“basa-basi” dan menciptakan keakraban.
5.
Sesuaikan pendekatan dengan sumber, termasuk di sini
cara duduk, cara menyapa, dan cara mengajukan pertanyaan harus disesuaikan
dengan etika dan budaya yang dianut oleh nara sumber. Misalnya jangan
mengajukan pertanyaan terlalu agresif dengan sumber yang jiwanya sedang
tertekan. Jangan menyapa dengan
panggilan “Mas” kalau dia lebih senang disapa “Abang”.
6.
Selalu ingat, tugas wartawan berusaha mendapatkan informasi sebanyak
mungkin. Maka jangan tergoda dengan basa basi berlebihan. Kadang wartawan
bertemu sumber yang sangat falimiar, mengajak wartawan berbicara mengenai hal
lain di luar topik wawancara.
7. Awali dengan menanyakan biodata narasumber,
terutama nama (nama lengkap dan nama panggilan jika ada). Bila perlu, minta
narasumber menuliskan namanya sendiri agar tidak terjadi kesalahan.
8. Mulailah
dengan pertanyaan ringan dan menarik perhatian sumber, misalnya tentang
kesibukan, hobi, atau subjek lain yang
menarik baginya. Usahakan agar proses komunikasi tidak terlalu formal.
9. Pertanyaan tidak
bersifat “interogatif “ atau terkesan memojokkan.
10. Carilah
kesempatan paling tepat untuk mengajukan pertanyaan yang disiapkan. Usahakan
menghapalnya agar tidak bolak-balik melihat daftar pertanyaan.
11. Jangan
terlalu kaku dengan urutan pertanyaan, yang penting semua informasi yang
diperlukan bisa didapatkan.
12. Catat! Jangan terlalu mengandalkan recorder.
13. Ajukan pertanyaan secara ringkas.
14. Hindari pertanyaan “yes-no question”
–pertanyaan yang hanya butuh jawaban “ya” dan “tidak”.Gunakan “mengapa” (why), bukan “apakah” (do you/are you). Jawaban atas pertanyaan “Mengapa Anda mundur?” tentu akan lebih panjang
ketimbang pertanyaan “Apakah Anda
mundur?”.
15. Hindari pertanyaan ganda! Satu pertanyaan
buat satu masalah.
16. Jadilah pendengar yang baik.Ingat, tugas
wartawan menggali informasi, bukan “menggurui” narasumber, apalagi ingin “unjuk
gigi” ingin terkesan lebih pintar atau lebih paham dari narasumber.
17. Jagalah
agar jangan sampai sumber memberi jawaban yang tidak relevan atau mengalihkan
pembicaraan. Jika ini terjadi, ingatkan sumber tapi dengan cara sopan. Paling
baik adalah dengan mengajukan pertanyaan lain yang relevan.
18. Konfirmasi
mengenai hal yang vital, misalnya tentang data statistik, nama, alamat, umur,
pendidikan, gelar, pekerjaan, pangkat,
jabatan, dan sebagainya.
19. Konfirmasi kutipan yang bisa menimbulkan pro kontra di
masyarakat. Apalagi kalau pernyataan itu
bisa mengakibatkan keresahaan bagi sebagian masyarakat. Yakinkan bahwa pernyataan tersebut benar
demikian dan benar diucapkan oleh sumber. Hal ini penting agar jangan justru
wartawanlah yang dipersalahkan, misalnya dituduh mengutip pernyataan secara
tidak akurat.
20. Konfirmasi
ulang setiap pernyataan off the record, sebab menurut Kode Etik
Jurnalistik, pernyataan off the record
tidak boleh disiarkan. Maka ajukan
pertanyaan lain yang senada agar sumber
bisa memberikan pernyataan on the record.
21. Konfirmasi
setiap pernyataan yang kurang jelas, namun jangan terkesan sebagai orang yang
sangat tidak kompeten.Maka sejauh menyangkut ketentuan kitab suci, pasal
undang-undang, kode etik, sebaiknya baca langsung di sumbernya.
22. Jangan
lupa menanyakan dan mencatat nomor telepon sumber yang paling gampang dihubungi lagi. Mintalah juga kesediaannya
untuk dihubungi kembali jika ada hal-hal
yang perlu dikonfirmasikan
23. Selalu
ingat waktu yang tersedia sangat terbatas, maka gunakan seefektif mungkin untuk
memperoleh tujuan wawancara. Jangan
gunakan waktu untuk hal-hal di luar tujuan wawancara. Pernah penulis
temui, murid penulis yang baru jadi
wartawan, ketika mewawancarai Iwan Fals, dia malah sibuk minta berfoto dengan
Iwan dan lupa mengajukan beberapa pertanyaan penting yang sudah disiapkan. Dia mengaku penggemar berat Iwan Fals sejak
lama.
24. Selalu
menjaga hubungan baik. Usahakan selalu
menghubunginya di lain waktu, meski hanya untuk sekedar menyapa, mengucapkan
selamat ulang tahun dan selamat hari raya.
F. Merangkum Isi Pembicaraan
dalam Wawancara
Rangkuman
adalah penyajian singkat dari suatu pembicaraan atau tulisan. Adapaun
langkah-langkah untuk membuat rangkuman hasil wawancara, antara lain:
a. Menyimak seluruh pembicaraan dalam
wawancara
b. Mencatat pokok-pokok pembicaraan
c. Merangkaikan pokok-pokok pembicaraan ke
dalam beberapa paragraph denganmemerhatikan keefektifan kalimat-kalimatnya.
Selain langkah-langkah tersebut, , anda
juga harus memerhatikan hal-hal penting dalam membuat rangkuman, diantaranya
adalah:
v Menggunakan kalimat efektif.
v Jumlah paragraf dalam rangkuman tergantung pada banyaknya
pertanyaan dan jawaban kegiatan wawancara.
v Mempertahankan susunan topik pembicaraan.
Beberapa hal yang dapat dijadikan panduan untuk mengikuti
wawancara, yaitu:
v Mengidentifikasi topik wawancara
v Memusatkan perhatian
v Memerhatikan intonasi, mimik, dan bahasa
tubuh kedua belah pihak yang terlibat dalam wawancara
v Menentukan inti dari setiap pertanyaan
v Menentukan inti dari setiap jawaban
v Merangkum inti pertanyaan dan jawaban
sebuah simpulan wawancara
Komentar
Posting Komentar
Sesederhana apapun idemu kemudian dituliskan dengan jujur, it's something.