Musibah di Hari Minggu
Jaman memang sudah berubah, semakin lama teknologi-teknologi baru semakin canggih saja. Salah satunya adalah cara dalam mengambil uang di tabungan. Bila dulu kita harus ke bank dan mengantri, itupun ada form yang harus diisi dulu dan waktu pengambilannya dibatasi hari dan jam kerja. , namun dengan adanya mesin ATM, kita bisa mengambil uang dengan praktis. Kita tinggal memasukkan kartu ke dalam mesin, lalu menekan beberpap tombol dan uang langsung kita terima bahkan di tengah malam sekalipun. Saya mempunyai satu pengalaman tentang kartu ATM ini yang tak akan pernah saya lupakan.
Siang
itu Minggu yang sangat terik. Apalagi di kota Makassar ini yang dipenuhi begitu banyak
kendaraan sehingga membuat polusi udara. Namun aku memaksakan diri untuk keluar
siang itu. Aku sudah janjian dengan temanku, Jul untuk pergi ke sebuah pusat
perbelanjaan khusus perlengkapan komputer di Makassar. Aku berencana ingin
membeli modem sebagai penunjang belajarku sedangkan Jul ingin melihat-lihat
laptop untuk dibelinya minggu berikutnya ketika saudaranya telah datang ke
Makassar. Sekitar pukul satu kami berangkat dengan menaiki angkutan umum.
Setelah
satu kali berganti angkutan umum, akhirnya sampailah kami di sana. Begitu
masuk
, di depan telah ada berjejeran kios yang menjual berbagai macam modem. Karena sebelumnya saya telah menentukan modem apa yang akan saya beli dan sudah tahu harganya, maka saya langsung menuju ke salah satu kios tersebut dan menunjuk barang yang akan sya beli. Tanpa tawar-menawar saya serahkan uang pembayarannya dan modem pun berpindah ke tanganku sekarang.
, di depan telah ada berjejeran kios yang menjual berbagai macam modem. Karena sebelumnya saya telah menentukan modem apa yang akan saya beli dan sudah tahu harganya, maka saya langsung menuju ke salah satu kios tersebut dan menunjuk barang yang akan sya beli. Tanpa tawar-menawar saya serahkan uang pembayarannya dan modem pun berpindah ke tanganku sekarang.
Setelah
urusanku selesai, aku kini menemani Jul berkeliling mencari laptop. Dia pun
sudah menentukan laptop apa yang akan dia beli, namun masih dalam beberapa
pilihan. Ia ingin melihat langsung barang yang ia lihat di internet dan
mengecek lansung harganya di toko. Ia belum memegang uang karena dipegang oleh
kakaknya yang akan datang seminggu lagi. Jul menanyakan harga laptop-laptop
pilihannya pada pramuniaga sebuah toko. Ia pun sudah menentukan yang mana yang
akan ia beli. Namun ketika si pramuniaga tahu Jul belum mau membelinya
sekarang, ia menyarankan agar jangan membeli jauh-jauh hari setelah ini sebab
harga laptop naik turun.
Selesai
dari pusat perbelanjaan komputer, mumpung sedang ada di daerah niaga, kami
memutuskan untuk membeli buku materi
Ilmu Komunikasi di toko buku terkenal yang ada di sebuah Mall di dekat
situ. Setelah berjalan sekitara lima menit sampailah kami di Mall itu. Lamgsung
saja kami menuju ke lantai tiga tempat toko buku berada.
Kami
sudah beberapa meter di depan toko buku, namun aku baru ingat kalau uang di
dompetku tidak ada lagi setelah dipakai ongkos mobil dan membeli modem tadi.
Kami pun kembali turun ke lantai satu untuk menuju ke ATM Center. Di san ada
banyak ATM dari berbagai bank di Indonesia. Mataku langsung tertuju pada sebuah
ATM yang kartunya sekarang ada di
dompetku. Tanpa basa-basi aku menuju ke situ tanpa menyadari bahwa itulah
asal-muasal sebuah musibah.
Aku
mulai dengan mengambila kartu ATM dari dompetku lalu memasukkannya di celah
sempt dengan cahaya yang berkedip-kedip. Lalu, aku memasukkan PIN. Aku kemudian
menekan menu penarikan tunai dan memasukkan sejumlah angka, lalu “YA”. Mesin
itu pun bernyanyi-nyanyi pertanda uang akan segera muncul. Lalu muncul tulisan
“silakan ambil uang anda”. Tapi aku tak melihat tanda-tanda adanya uang di
tempat yang seharusnya ada uang. Aku tunggu terus tanpa menyadari kartu ATM ku
telah keluar dan aku tidak mengambilnya. Begitu aku sadar, kartu itu telah
masuk kembali ke dalam ATM, tertelan dangan sangat sadis. Uang yang kutunggu
pun tak keluar juga. Akhirnya tak satu pun yang kudapatkan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNAldhYjLKAgVre8mZ-8pSS5SKlkPgvphIVCJsYg4mlvtO2ZJT4N95FAXy0n0jiRN6E1HFxCQYHnTkHoIUTSb5jABpF87iUs7b4HrA1i9xHst5F0G_rmFYn-mwthqXKE-aN9d9hFgB-B4/s1600/atm.jpg
Hal ini
membuatku down seketika. Tapi aku berusaha tidak panik. Jul yang sejak tadi
mengamatiku dari luar ATM Center penasran kenapa aku hanya berdiri di depan
ATM. Dia lalu masuk dan aku pun menceritakn semuanya. Dia terkejut dan segara
melapor ke satpam terdekat. Setelah Jul kembali, dia memberitahu bahwa aku
harus melapor ke bank yang menerbitkan kartuku.
Berhubung hari itu hari libur, solusi ini mustahil. Aku pun memutar
otak, aku lalu memutuskan menelepon Call Centernya. Di sana aku diberitahu
bahwa kartu yang tertelan TIDAK BISA DIAMBIL KEMBALI. Solusi satu-satunya
adalah memblokir kartu itu agar terhindar dari penggunaan dari pihak lain
kemudian membuat kartu baru yang penyelesaiannya memakan proses selama 14 hari.
Aku pun menerima solusi itu.
Karena
onsiden itu, rencana membeli buku dibatalkan. Kami pun pulang. Aku menuju ke
asrama mahasiswa sedangkan Jul menuju ke rumahnya. Sampai di kamar, baru ingat
kalau aku harus membayar untuk suatu keperluan yang wajib. Aku mau ambil uang
di ATM, tapi tidak ada. Mau ke bank untuk menarik uang, tidak bisa karena ini
hari libur. Wah ternyata masalah ATM tertelan ini bikin susah juga.
Keesokan
harinya aku pergi ke kantor cabang bank tersebut yang berada di dalam area
kampus. Namun, spertinya Tuhan masih ingin menguji kesabaranku. Pihak bank
mengatakan bahwa ATM baru bisa diurus, tapi untuk penarikan uang dibatasi
hingga Rp.300.00,-. Untuk menarik lebih dari jumlah itu, aku harus menunggu dua
minggu sampai kartu ATM-ku jadi. Aku
bingung. Dana yang aku perlukan tidak cukup. Aku merasa Tuhan kali ini memberi
ujian lebih berat dari biasanya. Pusing, aku pun pulang ke asram dengan
gelisah.
Saat aku
di asrama, untuk menghilangkan penat di kepala, aku menyetel radio FM. Saat itu
acara tanya jawab bersama ustad. Salah seorang penaynya menaanyakan tentang
ujian yang diberikan Tuhan terhadapnya amatlah berat. Lalu sang ustad
mengawalinya dengan membaca surah Al Insyirah. Dalam surah itu terdapat ayat
yang artinya “Sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan”. Beliau
berkata, ini adalah janji Tuhan, bahwa bila anda mengalami kesulitan dalam
hidup, janganlah bersedih sebab setelah itu akan ada kemudahan. Kemudahan itu
tidak doperoleh dengan meratapi kesedihan dan mengutuk keadaan. Namun harus
dihadapi dengan kesabaran daan senantiasa menjaga ibadah kita. Segera aku
tersadar, Astaghfirullah, maafkan hambamu ini ya Tuhan. Aku lupa akan janjimu
yang tidak mungkin engkau ingkari. Hanya makhluklah yang bisa melakukan ingkar
janji. Aku pun segera move on dan mencari solusi baru.
Aku lalu
bangkit dan berjalan ke beranda. Sejenak termenung dan berpikkir lalu
mengangguk mantap. “Aku mau tidak mau harus meminjam uang ke temanku. Nanti
kalau ATMku sudah jadi langsung ku kembalikan, insya Allah”. Aku memang tidak
pernah menjadikan pinjam-meminjam sebagai solusi utama dalam masalah finansial,
sebab aku tahu tanggung jawabnya sampai ke akhirat. Tapi karena terpaksa, hal ini
aku lakukan. Semoga solusi ini yang terbaik, amiin.
Jadi
guys, hati-hatilah dalam menggunakan kartu ATM apalagi buat kalian yang sering
butuh ke ATM. ATM yang tertelan bukan masalah sepele lho dan kalaupun terjadi
usahakan jangan panik. Segera telepon Call Center bank agar kartu kamu
diblokir. Setelah diblokir, kartu kamu aman seaman-amannya kok.
Komentar
Posting Komentar
Sesederhana apapun idemu kemudian dituliskan dengan jujur, it's something.