NASKAH PIDATO - SOCIAL MEDIA, PISAU BERMATA DUA
GUNAKAN BAHAN INI DENGAN BIJAK. MOHON MENCANTUMKAN SUMBERNYA (blog ayo menulis!)
Assalamu alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillaahi
robbil aalamiin, wassolaatuwassalaamualaa asrofil anbiyaa ii wal mursaliin
sayyidina muhammadin, wa’ala alihi wa’ashabihiaj’main, Amma ba’du..
Hadirin yang saya muliakan,
Pertama-tama, marilah
kita memanjatkan puja dan puji ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala. Rabbul
‘alamiin. Laa ilaah illa huwa. Karena berkat kasih sayang serta hidayahnyalah,
kita bisa berkumpul di tempat ini, tentunya dengan tujuan untuk menuntut ilmu
yang insya Allah akan bermanfaat untuk kita semua, sebagai mahasiswa Ilmu
Komunikasi.
Selanjutnya,
shalawat serta salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan nabi besar,
muhammad salallahu alaihi wa sallam. Sosok mulia yang telah menyelamatkan
manusia dari lembah kehinaan menuju puncak kemuliaan.
Yang saya hormati,
Bapak Dosen Mata Kuliah Public Speaking
dan Keprotokoleran I yang masih setia menemani kami hingga saat ini.
Yang
saya hormat hadirin sekalian yang sempat hadir mendengarkan pidato singkat yang
akan saya bawakan di tempat ini.
Dan
tentunya, yang saya cintai dan saya banggakan, teman-temanku dari Jurusan Ilmu
Komunikasi angkatan 2012.
Hadirin
yang saya muliakan,
Keberadaan media internet melalui
jejaring sosial saat ini sudah menciptakan sederet hal baru dalam kahidupan
kita selaku makhluk sosial. Social network merupakan salah satu channel online
dimana setiap pengguna diberikan keleluasaan untuk bisa saling berinteraksi
dengan sekian banyak orang. Mulai dari keluarga, sahabat, serta orang-orang
yang sebelumnya belum kita kenal.
Patut untuk dipertanyakan, terutama bagi
para generasi muda, para pelajar, bagaimana mereka menggunakan social network.
Apakah hanya untuk tujuan yang tidak memberikan manfaat
apapun dan hanya membuang-buang waktu secara percuma, atau untuk kegiatan yang
positif.
Social network memudahkan manusia untuk
bisa saling berinteraksi dengan sekian banyak orang, bahkan hingga untuk
bercengkerama dengan orang-orang yang belum kita kenal. Tetapi jangan pernah
menyalahgunakan kemudahan ini dan menggunakannya untuk aktifitas-aktifitas yang
tidak mendatangkan manfaat apapun.
Hadirin
yang saya cintai,
Situs jejaring sosial sejatinya dibangun
untuk menjembatani manusia agar lebih mudah dalam berkomunkasi. Agar bisa lebih
saling bersikap terbuka, berbagi hal-hal berguna terhadap sesama, dan bukan
untuk kegiatan negatif.
Hadirin yang saya hormati,
Ada
sebuah fenomena menarik yang setiap hari saya amati di jejaring sosial ini. Hal
itu terjadi pada facebook dan twitter, khususnya pada akun-akun berita nasional
maupun regional. Namun bukan beritanya yang menjadi fokus saya. Yang saya
perhatikan adalah perilaku komentator yang sangat jauh dari nilai-nilai
kebaikan. Dan kebanyakan komentator itu adalah kalangan kita, kalangan muda.
Nah, apa
perilaku yang saya maksud ? Banyak komentator yang baru membaca judulnya saja,
belum membaca berita lengkapnya, namun langsung membalas dengan komentar ekstra
pedas disertai cacian, tuduhan, bahkan sampai fitnah. Misalnya saja, ketika
beberapa waktu lalu saat kampanye presiden berlangsung, banyak
komentar-komentar di fecbook yang sampai 100an karena di dalamnya ada
perdebatan, yang di dalamnya banyak menyebut penghuni kebun binatang.
Setelah
membuka profil mereka, kebanyakan adalah pemuda tanggung seusia kita yang
sangat mudah terprovokasi oleh berita. Malangnya lagi, kebanyakan dari isi
komentar itu cuma hasil copy paste dari website profokatif yang kemudian mereka setir sedikit sehingga
tampak seperti pendapat mereka.
Awalnya,
saya berfikir bahwa ini hanyalah efek dari terjadinya dua kutub masyarakat saat
itu, yakni ke nomor urut 1 atau 2, jadi para remaja tersebut hanya terpengaruh
karena lingkaran kehidupannya adalah pendukung nomor urut tertentu, sehingga ia
latah memvela meski tanpa tahu urusannya dengan jelas. Saya memperkirakan,
begitu semua rusuh pilpres ini usai, maka usai pula komentar ‘rusak’ tersebut.
Namun,
samapai saat ini hampir semmua berita pati ada komentar jenis ini. Mereka meungkin
masih terbawa atmosfer pilpres kemarin, sehingga merasa harus berkomentar sinis
terhadap semua berita yang ia lihat.
Hadirin
yang saya hormati dan muliahakn.
Saya
mengerti bahwa setiap manusia memiliki hak untuk menyatakan pendapatnya di muka
umum, hal itu bahkan diatur oleh undang-undang. Namun mungin banyak yang belum
tahu, bahwa dalam undang-undang tersebut juga diatur bahwa kebebasan berpendapat pun dibatasi aturan, misalnya
tidak profokatif.
Maka, kita perlu
bersikap waspada terhadap apa yang mestinya kita hindari dan kita biasakan
selama menggunakan jejaring sosial. Mari kita cegah dan menghindari hal-hal
yang kurang baik selama menggunakan jejaring sosial, seperti memperlihatkan
sikap yang tidak etis terhadap sesama pengguna, memberikan komentar miring,
mengaitkan seseorang dengan hal-hal tidak yang senonoh, dan lain sebagainya.
Mari kita menaruh respect terhadap sesama makhluk sosial.
Mari bersosial dengan cara-cara yang
etis selama kita masuk dalam ruang maya seperti halnya ketika kita sedang
menggunakan situs jejaring sosial. Kita adalah
mahasiswa Ilmu Komunikasi, maka semestinya kitalah yang paling faham hal ini.
Mari tunjukkan bahwa anak komunikasi itu seperti apa ke dunia.
Para
hadirin yang saya muliakan,
Terimakasih atas perhatiannya, semoga
sedikit pesan yang saya sampaikan bisa memberikan manfaat serta bimbingan
terutama buat saya pribadi dan buat para hadirin sekalian pada umumnya.
Tentu saja, pidato
ini hanya menggambarkan keadaan umum, untuk lebih jelasnya, diperlukan penelitian
lebih lanjut. Inilah yang menjadi tugas kita sebagai peneliti mahasiswa.
Hadirin
yang saya hormati,
Demikianlah yang
sempat saya sampaikan dalam pidato yang sangat singkat ini. Semoga dapat
bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi diri saya pribadi.
Akhirul kalam, Wassalamu'alaikum
Warahmatullahi wabarakatuh.
Komentar
Posting Komentar
Sesederhana apapun idemu kemudian dituliskan dengan jujur, it's something.