Agenda Setting Vivanews Terhadap Pencapresan Jokowi Selama Mei 2014 - Proposal MPS

   

Beberapa minggu lalu, pada mata kuliah Metode Penelitian Sosial, kami ditugaskan membuat proposal penelitian sebagai pemanasan untuk proposal tugas akhir kelak. Karena saat ini lagi hot-hotnya pembahasan pilpres, maka saya tertarik untuk membahas tentang perilaku media, yakni membuat agenda setting untuk kepentingan tertentu sehingga berita yang dimuat tak sepenuhnya nyata. Yang saya ingin bahas adalah Vivanews, yang dimiliki oleh ARB, ternyata tak adil dalam membahas tentang Jokowi.
      Karena ini baru merupakan tugas mata kuliah, tentunya banyak kesalahan-kesalahan. Mohon dimaklumi dan berikan kritik dan saran yang membangun, bukan kritik sok tahu ya..... :D

BILA MAU MENJADIKANNYA REFERENSI, JANGAN LUPA TULIS SUMBER ARTIKEL YAITU BLOG INI DI DAFTAR PUSTAKAMU




BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
 Pers, yang saat ini juga disebut media massa atau media, sejak pertama kemunculannya telah menjadi sumber bagi warga dunia untuk memperoleh berbagai informasi menganai keadaan negaranya maupun seluruh dunia. Sampai sekaramg pun, kebiasaan mengonsumsi berita di pagi hari sebelum beraktifitas masih dipertahankan.
Pada awal kemunculannya di Indonesia, peran Pers sangat besar dalam pemersatuan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Sebagian besar informasi yang dibutuhkan saat itu berasal dari Pers. Pers yang pertama kali di Indonesia ini adalah Antara.
Namun, meski Pers memiliki peran besar dalam kemerdekaan Indonesia, tak berarti Pers bisa menikmati kemerdekaan juga. Pers hanya sempat menik,ati kebebasan sebentar saja sejak tahun 1950-1959 pada masa Indonesia menganut Demokrasi Liberal. Selanjutnya adalah masa Demokrasi Terpimpin di mana Pers Indonesia menganut Pers Otoriter. Pers dijadikan oleh pemerintah sebagai alat kekuasaan. Segala berita diatur untuk tidak menjatuhkan pemerintah. Apabila ada yang melanggar, maka izin penerbitannya akan dicabut.
Setelah Orde Lama digantikan oleh Orde Baru, bukan beraarti masa otoriter terhadap Pers juga berakhir. Pers masih digunakan sebagai alat kekuasaan dan Per benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Ironisnya, saat itu Pers Indonesia disebut sebagai Pers Pancasila. Padahal kenyataannya kebebasan itu hanya angan-angan, yang ada adalah pemberedelan.
Keadaan tersebut mulai membaik ketika rezim Orde Baru runtuh. Rakyat Indonesia ingin adanya reformasi di berbagai bidang, termasuk di daalamnya kebebasan memperoleh informasi yang bukan dalam kendali pemerintah. Maka muncullah media-media yang membawakan berita yang membela rakyat dan mewakili pikiran publik. Sejak saat itu keadaan Pers Indonesia berubah drastis. Pers yang ada bukan hanya satu jenis, tapi beragam dengan berbagai macam tema. Mereka bebas mengeluarkan ekspresi. Tak ada lagi ketakutan penerbitan beritanya akan dicabut.
Beberapa tahun berjalan, kebebasan Pers ini kemudian mulai digugat. Pada masa politik yang serba terbuka ini, Pers dimanfaatkan oleh sebagian media untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Pers dinilai kebablasan dalam membuat berita. Kebebasan yang diberikan kepada Pers seakan-akan sebagai pembenaran membuat berita sesuai kepentingan media tersebut. Terlebih lagi, apabila media tersebut dimiliki oleh petinggi partai politik tertentu. Maka berita yang dibuat akan dibuat agar menguntungkan bagi partai yang bersangkutan.
Salah satu Media yang dimiliki oleh petinggi partai politik adalah Vivanews. Media yang dimiliki oleh ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) ini, yakni Ir. H. Aburizal Bakrie yang sering disapa ARB atau ical, menjadi sorotan penulis pada sejak munculnya isu pencapresan Joko Widodo (Jokowi) yang merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Penulis memperhatikan bahwa berita-berita yang dibuat oleh Vivanews tendensius terhadap pencapresan Jokowi. Meski baru isu, media ini sudah menyoroti isu ini dan membawakan beritanya bahwa Jokowi tidak pantas menjadi Presiden. Bahkan, ketika Jokowi benar-benar resmi menjadi Capres, pemberitaan media ini semakin intens terhadap Jokowi, sampai-sampai membawa isu SARA.
Berdasarkan uraian yang di atas, maka penulis mengangkat penelitian yang berjudul :
Agenda Setting Vivanews Terhadap Pencapresan Jokowi Selama Mei 2014

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Vivanews.com memframe berita tentang pencapresan Jokowi ?
C.    Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.      Tujuan Penelitian :
a.       Untuk mengetahui cara Vivanews.com membawakan berita seputar pencapresan Jokowi.

2.      Kegunaan Penelitian :
a.       Kegunaan teori,  penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran pada ilmu Komunikasi terutama dalam bidang Agenda Setting.
b.      Kegunaan Praktis, memberikan informasi tentang bagaimana sebuah pers mampu membingkai sedemikian rupa agar khalayak berfikir sesuai dengan apa yang diinginkan pemilik pers (media).



D.    Kerangka Konseptual
Teori Agenda Setting
 Berita yang ada di berbagai media cetak maupun elektronik merupakan bagian dari konsep komunikasi yang memiliki unsur message (Pesan), sebagaimana model komunikasi yang dibuat oleh Lasswell, yakni who says what in which channel to whom with what effect. Unsur ini bila dilihat dari kacamata pembaca biasa akan terlihat sebagai berita biasa yang menyampaikan kenyataan yang ada di dunia luar mereka berada. Namun, McComb dan Shaw yakin bahwa segala berita yang ada di media massa sudah diatur sedemikian rupa sesuai keinginan pemilik agenda sehingga apa yang disampaikan oleh media tersebut belum tentu sesuai dengan hal yang terjadi di dunia yang sebenarnya.
Gagasan ini sejalan dengan apa yang diperkenalkan oleh Peter.L.Berger dan Thomas Luckman yang mengatakan bahwa berita yang dimuat bukanlah gambaran dari realitas dunia, namun hasil dari intaraksi wartawan dengan dunia tersebut. Interaksi tersebut menghasilkan sebuah realitas baru yang berbeda. Berita yang ada dibuat sesuai pemaknaan sang penulis berita.
Intinya, apa yang ada di berita belum tentu sesuai kenyataan yang ada.
E.     Definisi Operasional
a.      Agenda Setting
Merupakan teori yang diperkenalkan oleh McComb dan Shaw yang beranggapan bahwa apa yang disampaikan media bukanlah realitas yang sebenarnya namun yang disampaikan adalah apa yang ingin media ingin masyarakat kaetahui melalui penekanan pada isu-isu tertentu.
b.      Joko Widodo (Jokowi)
 Joko Widodo, yang sering disapa Jokowi merupakan kader dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang saat ini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia pernah menjabat sebagai walokota Surakarta selama 2 periode. Semenjak terpilih sebagai Gubernur, popularitas Jokowi kian meningkat dan menjadi sorotan media. Kemudian, muncul wacana bahwa Jokowi akan diikutkan dalam Pemilihan Umum Presiden 2014 yang pada awalnya hanya dianggap isu namun terjadi pada 14 Maret 2014 di mana Jokowi diberi mandat oleh Megawati Soelarnoputri auntuk menjadi Calon Presiden dari PDI-P..
c.       Vivanews
Vivanews merupakan salah satu situs yang menjadi bagian dari Viva.co.id dengan alamat news.viva.co.id. Vivanews memberikan berita tentang peristiwa baik dari nusantara maupun mancanegara, politik, ekonomi dan bisnis, olahraga, iptek, otomotif, wawancara, sorot, dan fokus

F.     Metode Penelitian
1.      Jenis Pendekatan
Penulis menggunakan metode kualitatif. Karena penulis memiliki tujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.
2.      Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan dua aspek, yakni :
a.       Data Primer
Penulis akan membaca seluruh berita dengan topik pencapresan jokowi yang terdapat dalaam situs vivanews.com yang diterbitkan selama bulan Mei 2014.
b.      Data Sekunder
Pengumpulan data jenis ini dilakukan dengan menelusuri bahan bacaan terkait berupa jurnal-jurnal, buku, internet dan berbagai hasil penelitian terkait.
3.      Jenis Penelitian
 Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, sebab penulis ingin memberikan hasil yang gaktual dan akurat sehingga penelitian ini dapat menjelaskan topik yang penulis angkat lebih detail.
4.      Teknik Penentuan Informan
Karena penelitian ini meneliti tentang isi media, maka tidak memiliki informan. Yang bisa digunakan di sini adalah berita-berita itu sendiri yang terdapat di laman Vivanews.
5.      Teknik Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis melalui metode deskriptif.
             Tahapan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah :
1.      Membaca semua berita berrita bertopik pebcapresan Jokowi di Vivanews selama Mei 2014.
2.      Menganalisa berita yang tendensius terhadap pencapresan Jokowi.
3.      Menentukan agenda vivanews terhadap pencapresan Jokowi.




G.    Daftar Pustaka
McCombs, Maxwell E., and Donald L. Shaw. "The agenda-setting function of mass media." Public opinion quarterly 36.2 (1972): 176-187.
J, Werner dan Severin. 2005. “Teori Komunikasi : Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa”, Jakarta : Kencana.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pers_Indonesia#Sejarah_Pers_Indonesia
id.wikipedia.org/wiki/Aburizal_Bakrie
http://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Penentuan_Agenda
http://serbasejarah.blogspot.com/2011/11/perkembangan-pers-masa-orde-baru.html
http://blogecahcilik.blogspot.com/2013/05/kebebasan-pers-pada-masa-orde-lama.html
http://ivantoebi.wordpress.com/2008/12/19/pers-era-reformasi/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Begini Rasanya Wawancara S2 Unpad

Yuk, Teladani Sang Ayam Jantan dari Timur !

Kumpulan Cerbung "BUMI" karya Darwis Tere Liye