Review Jurnal Ilmiah - KECEMASAN BERKOMUNIKASI ANTARPRIBADI DALAM TES WAWANCARA KERJA
Berbicara mengenai kecemasan, tentu kita akan berbicara
tentang hal-hal yang membuat kita tidak nyaman. Meski kecemasan ini menjadi
momok bagi kebanyakn orang, namun ada hal yang meski diketahui bahwa rasa cemas
itu merupakan hal yang wajar terjadi
pada manusia. Semua orang bisa saja cemas, masalahnya adalah pada cara
menghadapi kecemasan itu. Bahkan dengan teknik tertentu kita bisa menjadikan
kecemasan itu sebagai senjata untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Banyak
orang beranggapan bahwa kecemasan itu berasal dari luar, berasal dari
masalah-masalah yang ada. Namun hal yang sering terluput oleh mereka adalah
kecemasan itu kebanyakan datang dari diri sendiri. Pikiran-pikiran yang negatif
membuat kita selalu merasa hal-hal buruk akan terjadi, padahal kenyataannya
tidak.
Untuk mengatasi
kecemasan ini, kita harus merubah mind
set kita. Jadikanlah masalah yang datang itu sebagai tantangan, bukan
sebagai halangan. Dalam setiap tantangan pasti ada peluang untuk menjadi lebih
baik, maka manfaatkanlah masalah yang datang sebagai sarana memperbaiki diri
yang efektif.
Masalah kecmasan
ini juga terjadi pada suasana tes wawancara kerja. Kekhawatiran bahwa dalam tes
nanti pelamar kerja harus melakukan serangkaian pencitraan atau ber‘iklan’ di
depan pewawancara membuatnya terfikirkan masalah itu secara berkelanjutan.
Tuntutan untuk terlihat menawan ini membuatnya menjadi gugup, berdebar-dbar,
dan gelisah. Ini adalah tanda-tanda terjadinya kecemasan itu. Jurnal ini
membahas tentang penelitian terhadap peserta tes wawancara kerja. Yang ingin diketahui
adalah apa saja yang menyebabkan mereka bisa cmas, bagaimana tanda dan
gejalanya, serta apa langkah-langkah yang mereka tempuh untuk mengatasi
kecmasan ini.
Dari hasil
penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif ini, berdasarkan dari tujuh
orang responden yang diperoleh dengan teknik penarikan sampel acak accidental sampling, dapat diperoleh
beberapa informasi. Kecmasan yang terjadi seringkali berawal dari
gambaran-gambaran yang berasal dari diri pribadi. Mereka merasakan suatu
ketidakpastian sehingga mereka takut duluan sebelum melakukannya.
Faktor yang
cenderung berpotensi menjadi penyebab kecemasan dan ketidakpastian dalam
penelitian ini terbagi atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal adalah kecemasan yang berasal dari dalam diri atau pemikiran negatif
dari orang itu sendiri. Faktor eksternal adalah yang berasal dari orang lain
atau situasi lingkungan seperti merasa minder dengan orang lain atau situasi
pewawancara yang jutek.
Faktor-faktor
penyebab kecmasan tersebut dapat berupa :
1. Kurang mempersiapkan diri
2. harapan yang terlalu tinggi
3. cemas karena akan dinilai
4. pengalaman buruk di masa lampau yang menjadi ketakutan
tersendiri
5. pembicara di hadapkan dengan situasi baru
6. merasa mempunyai saingan yang lebih unggul
7. merasa memiliki tekanan dari pewawancara
8. memiliki pemikiran akan mengalami situasi bahaya
Bentuk kecemasan
yang terjadi dapat berupa :
1. Demam panggung
2. Jantung berdebar lebih keras
3. Lupa akan apa yang dibicarakan
4. Terkadang memutar-mutar pembicaraan
5. Telapak tangan dan kaki dingin dan berkeringat
6. Nafas terengah-engah
7. Hampir seluruh otot tegang
8. Suhu terasa panas
9. Tangan dan kaki gemetar
10. Suara bergetar
11. Berbicara cepat tetapi tidak jelas
12. Tidak dapat mendengar dengan baik atau tidak
berkonsentrasi
13. Merasa ingin buang air keci
14. Gelisah, dsb
Untuk mengatasinya,
dalam beberapa kasus mereka mencoba mengurangi kecemasan itu dengan cara berinteraksi
dengan pelamar lain, mendngarkan musik, dan berusaha menenangkan dan memotivasi
diri. Secara lebih rinci, metode-metode
itu adalah :
a. Berfikir positif
b. Mencari motivasi terkuat lalu mengigitnya erat-erat.
c. Belajar dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain.
d. Berinteraksi dengen pelamar pekerjaan lain
e. Mendengarkan musik
f. Mempersiapkan tes wawancara dengan matang
g. Meminta dukungan dari orang terdekat
h. Membangun rasa percaya diri
i.
Bersikap sopan
j.
Tersenyum tulus
k. Meyakini bahwa tes wawancara gagal bukan berarti akhir
dari segalanya
Berdasarkan hasil
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang terjadi pada saat tes
wawancara kerja merupakan hal yang wajar terjadi. Kecemasan itu terjadi lebih
banyak disebabkan karena faktor dari diri sendiri. Namun demikian, kecemasan
itu harus dipandang sebagai tantangan yang seharusnya dihadapi, bukan dihindari
karena dalam setiap tantangan pasti ada peluang untuk berhasil.
wah mantap ni tulisannya mas Fufu. benar, cemas itu penyebabnya dari diri sendiri. postingan ini recomended sangat untuk jadi referensi calon pelamar. pelamar kerja dan pelamar calon istri. :) btw fontnya udah diganti ya Mas. oke. nice font.maju terus blogger indonesia, untuk kebaikan umat manusia.
BalasHapusHaha, mas bisa aja,, makasih udah berkunjung mas.......
Hapus