Bersatu Kita Nyinyir, Bercerai Kita Nyinyir Juga

Hari ini masih terasa momen hari Pancasila, di mana kita kembali mengingat bagaiman pentingnya sebuah dasar negara. Dasar negara tercinta kita adalah Pancasila. Pancasila telah teruji berkali-kali dalam berbagai usaha pemberontakan, namun pada akhirnya ia tetap mampu menjadi pegangan fundamental bagi seluruh rakyat Indonesia. Bahkan saat ini pun ada sekelompok kecil orang yang ingin mengganti ideolohgi bangsa kita namun pada akhirnya kelompok itu akan dibubarkan juga.
Salah satu nilai Pancasila adalah persatuan, yang terdapat pada sila ketiga: Persatuyan Indonesia. Hal ini sangatlah penting sebab Indonesia merupakan negara yang plural, baik dari suku, bahasa, adat, dan agama. Persatuan diperlukan agar banyaknya perbedaan tersebut tak membuat bangsa kita tercerai-berai, namun seharusnya saling mendukung. Itulah sebabnya para founding father kita terdahulu merumuskan sebuah konsep yakni Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi tetap satu jua. Kalimat ini diambil dari sebuah kitab kuno yang merupakan warisan lokal Indonesia.
Akhir akhir ini di seluruh jagad media mulai dari media cetak hingga digital, dipenuhi oleh isu-isu kebhinnekaan. Adanya sebagian kecil orang yang tidak menghargai nilai keberagaman memnbuat adanya gesekan yang berunsur SARA. Oknum-oknum yang memaksakan keyakinannya bahwa merekalah yang paliung benar beberapa kali membuat aksi intoleran. Pada mnomen ini sudah selayaknya rakyat indonesia mengambil momen untuk meningkatkan persatuan. Sayangnya, sebagian rakyat Indonesia bersatu dalam hal negatif.
Sebuah prestasi dari anak bangsa maupun keberhasilan pemerintah merupakan hal yang patut diapresiasi. Masalahnya, generasi bangsa saat ini, khiusunya para netizen lebih sering nyinyir ketimbang mendukung. Nyinyir secara umum dapat diartikan sebagai melihat segala sesuatu secara negatif dan mencari-cari kesalahan untuk dicemooh, atau bahasa kekiniannya dibully.
Lihat saja, ketika beberapa hari yang lalu akun resmi American Got Talent (AGT) menayangkan video pertunjukan Demian, seorang magician dan ilusionis asal Indonesia. Dia yang dalam pertunjukan tersebut megikuti audisi AGT season 12 sebagai seorang Escape Artist (pelaku seni melarikan diri) suskes mendapat empat YES dari para dewan juri, yang kita tahu bersama AGT adalah ajang yang selektif memilih peserta. Komentar yang diharapkan dari rakyat indonesia ketika menyaksikan video tersebut idealnya adalah dukungan. Namun mayoritas komentar berupa cercaan dan mengejek. Mereka menilai pertunjukan tersebut biasa-biasa saja dan cenderung meremehkannya. Hal ini membuat Deddy Corbuzier angkat bicara mengungkapkan kekecewaannya terhadap netizen Indonesia melalui akun Youtube-nya.
Padahal, bila ingin jujur, sebagai sebuah seni pertunjukan melarikan diri, apalagi di panggung, aksi Demian sangat luar biasa terelebih lagi memiliki twist yang cantik. Hal yang berbeda dialami netizen karena menointon melalui youtube yang memiliki fitur rewind dan pause sehingga penonton bisa menyelidiki trik rahasia aksi tersebut. Orang orang yang demikian pada dasarnya tidak ingin menikmati aksi itu, tapi ingin mencari kesalahan saja. Bukankah sulap atau semacamnya itu hanya dilakukan sekali saja? Apabila diulang maka efeknya tak akan sama. Lagipula sulap, ilusi, dan sebagainya itu merupakan hiburan, bukan serial detektif, maka mencari rahasia triknya bukanlah tujuan pertunjukan ini.
Lihat pula pada berita-berita positif yang menyajikan keberhasilan pemerintah, kegiatan sosial, bahkan pembangunan mesjid pun masih dinyinyiri oleh netizen kita. Saya menduga, hal ini ada kaitannya dengan pilpres 2014 kemarin yang sempat membuat bangsa ini terbagi dalam dua kubu, entah mau menyebutnya apa, kanan-kiri, nasbung-nastak, dan lain-lain. Sepertinya sisa-sisa dendam itu masih ada, hal ini pun terlihat dari pilkada DKI yang mengingatkan kita pada pilpres kemarin, sebab isu yang berhembus pun itu-iyu juga. Kalau begini terus, maka apapun peristiwa yang ada, netizen kita akan terus terpecah, kubu satu akan saling nyinyir kepada kubu lainnya. Nah, bersatu nyinyir, bercerai pun tetap nyinyir. Karenanya, bisa hancur negara ini, bukan melulu karena dipimpin oleh siapa, tapi karena rakyatnya yang tidak mau bersatu.
Marilah kita mulai rasa persatuan itu dari lingkungan terdekat kita.
#NulisRandom2017 #Day2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Begini Rasanya Wawancara S2 Unpad

Yuk, Teladani Sang Ayam Jantan dari Timur !

Kumpulan Cerbung "BUMI" karya Darwis Tere Liye