Tere Liye Angkat Bicara Soal Status 'Panas'nya

Kita Muda, KIta HEBAT

Kemarin, saya iseng main twitter, siapa tahu ada mention dari artis hehe. Saat melihat Trending Topic Indonesia, ada nama Tere Liye muncul. Saya penasaran, ada apa ya? Ketika saya klik ternyata ada status bang Tere sedang hot di FB nya. Memang seharian kemarin saya jarang buka FB jadi tidak dapat status bang Tere.
Berikut ini ststus yang ramai itu.





Setelah ststus itu muncul, banyak kompasianers yang membuat posting menuding Tete Liye tidak faham sejarah. Dan mudah ditebak, netizen Indonesia yang latah pun jadi pembully lagi. Bahkan ada kabar burung yang mengatakan penerbit akan memboikot buku Tere Liye karena dianggap menyebar kebodohan, what a shame, mereka lebay.

Apa yang sebenarnya terjadi? Saya pun juga heran dengan bang Tere. Tidak mungkinlah bang tere tidak tahu sejarah. Yang saya lihat sih poin utama di status itu bukan tentang komunis dan semacamnya, tapi bang Tere hanya ingin menyadarkan bahwa ulama itu eksis, ada perannya juga, bukan hanya pahlawan-pahlawan mainstream yang kita kenal.

Oke, anggaplah dia memang salah, lagi lupa, khilaf, dan semacamnya. Then what? Kalian tak pernah salah ? Kalian jadi punya hak untuk menghakiminya bodoh hanya karena satu paragraf? Kalian lupa berapa tebal halaman lainnya? Dan anda, apa yang telah anda tulis? Seperti itulah gejolak hati saya pada para orang-orang suci itu.

Saya stay positif aja, dan tadi pagi, bang Tere membuat status penjelasan tentang status semalam, semua dijawab dengan jelas, jadi saya langsung bawa ke ststusnya saja.

*Akan saya copy paste penjelasan saya ke penerbit dan beberapa pihak. Saya serahkan ke kalian sepenuhnya mau bereaksi...
Posted by Tere Liye on Tuesday, March 1, 2016

Baiklah
Kalau Postnya tidak terbaca, ini saya copaskan :
*Akan saya copy paste penjelasan saya ke penerbit dan beberapa pihak. Saya serahkan ke kalian sepenuhnya mau bereaksi seperti apa setelah penjelasan ini:
Pertama-tama, saya minta maaf jika keriuhan media sosial hari ini membuat tidak nyaman semua orang.
Yang kedua, akan saya jelaskan poin dari status yang membuat banyak pihak tidak terima. Statusnya sbb:
"Indonesia itu merdeka, karena jasa-jasa tiada tara para pahlawan--yang sebagian besar diantara mereka adalah ulama-ulama besar, juga tokoh2 agama lain. Orang-orang religius, beragama.
Apakah ada orang komunis, pemikir sosialis, aktivis HAM, pendukung liberal, yang pernah bertarung hidup mati melawan serdadu Belanda, Inggris atau Jepang? Silahkan cari.
Anak muda, bacalah sejarah bangsa ini dengan baik. Jangan terlalu terpesona dengan paham-paham luar, seolah itu keren sekali; sementara sejarah dan kearifan bangsa sendiri dilupakan."
Postingan ini kalau dibaca dengan baik, poin paling pentingnya adalah jangan melupakan peran ulama, tokoh2 agama lain sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan. Redaksionalnya memang jadi seperti menyerang jika dianggap menyerang. Tapi kalau semua orang mau jujur, terutama yang sangat keberatan dengan status ini, bukankah saat mereka membuat tulisan Tan Malaka, Sutan Sjahrir, dll, di media sosial masing2, mereka juga menafikan peran ulama, tokoh agama lain? Saat mereka membahas paham komunis, paham sosialis, seolah besar sekali dampak pemikiran tokoh2 paham ini dalam membentuk negara, melupakan peran pihak lain. Kemudian mereka tutup diskusi dengan juga menyuruh siapapun membaca buku sejarah jika tidak percaya? Saya simply hanya melakukan pola yang sama.
Saya tidak menulis: tidak ada komunis, dstnya. Yang saya tulis di sana, "silahkan cari", dengan demikian, semoga orang tergerak untuk membaca sejarahnya secara seimbang. Dari ratusan tahun perjuangan kemerdekaan di Indonesia, daftar ulama, tokoh2 agama lain, juga sangat-sangat banyak, dan kita bisa sama-sama melihat posisinya lebih baik. Baru dua hari lalu saya pulang dari tanah kelahiran Tan Malaka, Sutan Sjahrir. Berdiskusi dengan orang2 setempat, mencoba belajar banyak hal. Sy tdk sedang menghilangkan peranan kelompok tertentu, atau sedang antipati, saya hanya berusaha menyeimbangkan pemahaman. Itulah kenapa, status tersebut di tutup dengan: Jangan terlalu terpesona dengan paham-paham luar, seolah itu keren sekali; sementara sejarah dan kearifan bangsa sendiri dilupakan.
Kurang lebih demikian.
Terkait ancaman boikot, tidak mau menjual buku dll, sy mau bilang apa jika ada yang berniat memboikot buku2 Tere Liye. Semoga besok lusa orang2 bisa saling memahami, kita semua bercita2 membuat negeri ini jauh lebih baik.
**jika ada yg hendak copy paste, share, ke akun2, yang sangat keberatan atas status ini monggo. agar penjelasan ini juga sampai. tapi pastikan, kalian tidak perlu ikut memaki, menggoblokkan, membawa nama hewan, kotoran, dll. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Begini Rasanya Wawancara S2 Unpad

Yuk, Teladani Sang Ayam Jantan dari Timur !

Kumpulan Cerbung "BUMI" karya Darwis Tere Liye