Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

Sepi

Takkan ada lagi Tawa dan canda kini kudengar... Takkan ada lagi Senyum nan ceria kini kulihat...

Final Test Komunikasi Massa

Soal Final Komunikasi Massa 1. Marshal Mc Luhan menjelaskan bagaimana Teknologi memliki pengaruh dalam komunikasi massa. Jelaskan mengapa demikian? 2. Menurut Shoemaker isi media massa sangat dipengaruhi oleh 5 faktor. Jelaskan ke 5 faktor itu dengan mengaitkan pada kasus media di Indonesia 3. Mc Quail menjelaskan media memiliki efek sentrifugal dan sentripetal. Jika dikaitkan dengan situasi di Indonesia, bagaimana anda menjelaskan kedua konsep tersebut? 4. Mc Combs dan Shaw menjelaskan tentang teori agenda setting. Bagi Mc Comb dan Shaw media tidak mencerminkan realitas sebenanrnya melainkan membentuk realitas sendiri. Selain itu media juga cenderung mengarahkan orang untuk memperhatikan satu isu dan mengabaikan isu yang lain. Mengapa demikian? 5. Kehadiran new media  menyebabkan perlunya tafsir ulang atas konsep tentang media massa. Philip Meyer dalam bukunya Vanishing newspaper: Saving journalism in information age memprediksi umur media cetak yang semakin pendek. M

Review Film Soekarno (Versi Hanung . B)

Gambar
Yes, setelah kemarin kurang puas melihat film 'Soekarno : Ketika Bung di Ende' karena klimaksnya yang nggak dapet, akhirnya hari ini aku bisa menonton film Soekarno lagi, ini karya Hanung Bramantyo, man. Tangan dinginnnya sudah tentu akan membuat hasil yang mengesankan, seperti film-filmnya terdahulu, sebut saja Ayat-Ayat Cinta, Sang Pencerah, dan Wanita Berkalung Sorban. Aku yakin film ini akan menggambarkan Soekarno dengan hebat.

Menyaksikan film "Soekarno : Ketika Bung di Ende" (Bukan versi Hanung)

Gambar
Foto Soekarno bersama Istri dan anaknya beserta seorang pendeta NTT (dalam film) Berbicara masalah Soekarno tak kan ada habisnya. Selalu banyak cerita yang bisa diulas. Seperti film yang tadi pagi saya nonton. Film ini berjudul 'Soekarno : Ketika Bung di Ende. Ini bukan film Soekarno yang disutradarai Hanung Bramantyo itu lho. Saya juga awalnya mengira begitu. BTW, tadi pagi saya nonton film itu bukan di Bioskop, bukan juga beli kaset bajakan yang harga Rp.8.000 di mall-mall. Hari ini ada acara pemutaran film oleh Dinas Pendidikan. Saya juga belum tahu pasti kegiatan apa ini. Yang jelas pemutaran film ini dilakukan roadshow di beberapa kota di Indonesia, salah satunya adalah makassar, tepatnya di Gedung Baruga A.P.Pettarani Universitas Hasanuddin.